Hari ini aku menemukan bukti yang lain bahwa selain aku tidak ada satupun orang yang menghargai, mengerti, dan memahami aku. Aku mau menangis sudah tal bisa, aku ingin marah sudah tak berguna, aku mau melampiaskan semuanya namun tak diijinkan oleh Tuhan. Jadi aku harus apa? Selama ini aku berusaha mengumpulkan poin-poin kebaikan, berharap aku akan mendapat kebaikan yang setimpal. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain, kebaikan untukku masih tersimpan rapat di ruang-Nya. Aku di sini tinggal luka, duka, bingung, putus asa, sndirian.
Sampai aku menulis ini, aku telah berusaha melampiaskannya dengan menangis namun air mata ini tak mau keluar. Ku alihkan semua pikiran ku ke layar komputer tapi yang teringat adalah dia. Aku berpaling ke ponsel ku namun sangat senyi terasa. Aku bingung. . .
Terbesit di benakku, apa yang akan terjadi jika esok Nenek dan Kakek ku menemukan aku tergeletak tak bernyawa di tempat tidur? Tanggungan keluargaku berkurang satu, novel-novel ku tak terurus, dan tulisanku akan terkubur.
Menyesal sepertinya tidak ada lagi di dalam kamus hidupku. Karena aku menyadari aku hanya bisa melakukannya sekali. Ya Tuhan, aku pasti terlihat bodoh di hadapan mereka semua... Malu pun kini bisa ku tanggulangi. Sendiri.
Ya Tuhan,, apa aku mencintainya? Mengapa ini harus terjadi kepadaku? Aku benar-benar tak tahu begaimana melangkah lagi. Aku sudah menyerah tuk berucap lagi. Aku tak sanggup menjalani ini.
Aku mencintainya namun tak ada satupun yang mengerti. Aku mencoba tuk meninggalkannya namun tak ada satupun yang memahami. Kini aku hanya bisa menangis.
Sahabatku tak ada di sini, keluargaku jauh dari sini, aku tak berguna lagi...
Sendiri...
Home »
» Penderitaan Ku
Penderitaan Ku
Written By irvan hidayat on Kamis, 31 Mei 2012 | 09.23
Related Articles
0 komentar:
Posting Komentar