Sabtu, 8 Januari 2011
Aku semakin bertindak seakan aku tidak bisa menjaga amanat dan tidak dapat dipercaya. Tapi ini masalahnya lain, aku harus berhadapan dengan Tanggung Jawab yang besar. Suatu event yang besar sedang berada di genggaman ku. Aku yang harus menyusun proposalnya dan menyerahkannya ke Kepala Pecong ku di Kompas. Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada diriku. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang lain yang menghampiriku. Membuatku down dan tidak bisa berfikir jernih.Ditambah lagi soal cinta yang secara tiba-tiba pula menghancurkan semuanya. Aku sendirian, Aku tidak punya tempat untuk berlari. Aku punya banyak teman, tetapi aku terlalu sulit dimengerti untuk bercerita dengan orang lain.
Oh Tuhan, tolong hamba-Mu ini … Untuk kali ini aku benar-benar merasakan beratnya pengorbanan dan perjuangan. Aku harus meninggalkan rumah dan menginap dengan Om yang jaraknya sekitar 5 km dari rumah, mungkin lebih. Ya Tuhan, maafkanlah aku.
Aku sudah tidak tahan lagi menanggung sakit ini. Aku sakit kepala, sakit badan, sakit pikiran, hingga sakit hati. Tidak ada obatnya pasti, kecuali sholat dan berdoa. Tapi mengapa? Mengapa susah sekali bagi ku untuk bangkit mengerjakan sholat bahkan berdoa??
Kalau aku memang adalah manusia terbodoh sedunia. Mengapa aku masih diberikan kesempatan untuk menangani ini semua? Aku capai, aku juga lelah, aku ingin berhenti saja tapi itu akan mengecewakan kedua orang tua ku dan terutama diriku sendiri. Aku heran pada diriku sendiri. Kenapa aku diberikan sesuatu yang sulit untuk diraih. Aku takut untuk bertarung sendiri. Bagaimana mungkin seorang Ratu bisa mencapai kejayaannya tanpa keluarga, teman, dan para prajuritnya yang setia untuk membela kerajaan??
0 komentar:
Posting Komentar