Home » » My Love Story

My Love Story

Written By irvan hidayat on Sabtu, 18 Februari 2012 | 20.12


            Aku mengenalnya di kelas 11. Awalnya semua orang amat asing bagiku, namun lambat laun aku sudah bisa membiasakan diriku berada di lingkungan mereka. Aku memang senang bercanda, dengan mudahnya berseru mesra atau sekedar berkata manja dengan teman laki-laki maupun perempuan. Tak ku sangka teman laki-laki di kelas ku sangat senang ku buatnya. Hingga tak ku sangka, liburan pertengahan semester menjadi suatu momen yang amat indah.
            Mulanya dia yang mengirimi ku sms, dan besoknya lagi, besoknya lagi dan besoknya lagi. Aku pun dengan rutin membalasnya. Dia pun sering menelpon ku di malam hari. Seakan jarak bukanlah masalah untuk menjadi alasan dan perbedaan provider pun tidak menjadi beban. Sebenarnya aku senang-senang saja ditelpon dia, toh aku juga sering ditelpon malam-malam oleh teman lelaki ku yang tinggal di luar kota. Tak ku sangka suatu malam dia menelpon aku dan menyatakan cinta padaku. Aku hanya bisa diam dan tidak tahu harus berkata apa.n mungkin terlalu cepat bagiku, mungkin juga aku tak siap untuk berpacaran dengan teman sekelas. Hingga keputusan itu pun ku gantung sampai hari sekolah di mulai dan seminggu setelahnya baru aku memberikan jawaban.
            Sejujurnya aku malu mengakui kepada teman-teman dekat ku bahwa aku sedang dekat dengan seseorang yang tak lain adalah teman sekelasku sendiri. Yaa aku hanya malu saja,, tidak lebih. Namun akhirnya teman-teman dekat ku pun tau apa yang terjadi dan aku minta saran kepada mereka. Mereka semua mendukung supaya aku berkata YA sedangkan dalam hati ku memilih TIDAK. Aku mulai bimbang, tapi setelah salah satu teman ku memberitahu kiu bahwa ssetelah lama ku gantung keputusan itu dan pada akhirnya aku berkata TIDAK maka dia akan kecewa dan mungkin akan membenciku untuk selamanya. Aku tidak mau hal itu terjadi, jadi pada saat hari itu tiba, dengan malu-malu, deg-degan, galau, aku berkata YA. Setelah kejadian itu berlalu, langsung aku merasakan sakit bak cambuk yang melukai hatiku. Aku telah mengingkar janji ku untuk tidak dulu berpacaran sampai aku berumur 23 tahun. Aku baru 15 tahun pada saat itu. Aku belum mengerti betul arti pacaran, aku adalah gadis galak, jutek, cerewet dan judes yang tak tahu apa-apa soal cinta dan pacaran.
            Sejak hari pertama jadian ku, dia tak pernah absen menelpon ku setiap malam. Menemaniku sampai aku tidur, menyanyi untukku, bercerita padaku tentang masa kecilnya, tentang kisah cintanya, dan tidak lupa pula di selalu mengatakan cinta untukku. Gadis mana yang tak luluh hatinya yang selalu dinyanyikan setiap menjelang tidur dan selalu diberikan ucapan cinta di setiap harinya. Aku bahagia, ya setidaknya hanya untuk saat itu, hanya pada malah hari. Aku akhirnya merasakan cinta lokasi yang selama ini diceritakan dan dialami langsung oleh teman-temanku. Aku tidak malu lagi pada mereka, karena sekarang aku sudah pernah merasakan mempunyai pacaran.
            Namun itu tidak berjalan lama. Tepat satu bulan kemudian, tepat di hari aku jadian dengannya bulan lalu, aku minta putus darinya. Aku bilang cuma mau sendiri dan tidak mau pacaran dulu. Setelah semua tahu tentang hubunga kami, aku sempat marah, tapi setelah itu tidak lagi. Tapi yang buat aku lebih marah lagi dia tidak pernah bertindak selayaknya ‘pacar’. Kegiatan pacaran kami hanya hidup di malam hari, di telefon. Besok paginya, di sekolah, kami seperti orang lain yang tidak saling mengenal. Pernah suatu hari dia meragukan perasaan ku padanya. Dia meminta ku untuk mengucapkan satu kata cinta untuknya. Hanya sekali. Tapi aku sangat sulit untuk mengatakannya. Aku tidak bisa sembarangan mengatakan cinta, aku tidak mau membohongi siapapun. Hingga akhirnya aku berani mengatakan cinta dan aku yakin dia pun percaya bahwa aku tidak benar-benar ingin mengatakannya. Aku sadar bahwa selama ini aku tidak menyimpan sedikit pun perasaan untuknya. Sedangkan apa yang dikatakan teman-temanku bahwa cinta itu akan datang dengan sendirinya nyatanya tidak terbukti. Aku sudah terlanjur illfeel dengan dia. Dan aku juga tidak mau membohongi diriku sendiri, membohongi dia. Jadi aku memilih untuk putus dengannya. Aku tau dia kecewa, aku tau dari semua teman yang mengadu pada ku tentang reaksi dia setelah aku berkata putus.
            Dia tidak membela ku, dia tidak peduli dengan ku, dia tidak mengerti aku. Dia hanya memikirkan perasaannya sendiri. Dia tidak peka. Dan aku tidak ada perasaan dengan dia. Maka dari itu aku mau putus. Bahkan rahasia kecil pun tak bisa dia jaga dengan baik. Janji untuk backstreet dia abaikan hingga satu sekolah tau aku sekarang dengannya. Aku tidak nyaman, aku tidak mau. Tapi dia tidak mengerti. Daripada sakit hati lebih baik diakhiri. Satu hal kecil namun menjadi alasan terbesar mengapa aku tidak nyaman dengannya. Yaitu aku merasa menjadi orang lain, aku adalah bukan aku. Itu sangat menyiksa, untuk apa aku menjalani kisah cinta yang mengharuskan aku berperan menjadi orang lain. Inilah aku! AKU ADALAH AKU! Tak seorang pun yang mampu mengubahku menjadi orang lain yang bukan aku. Dan aku nyaman serta sangat bersyukur menjadi diriku sendiri.
            Aku bebas. Aku bisa bernafas lega. Seakan semua beban yang menempel terbang terbawa angin dan air. Aku merasa terlahir kembali. Dan aku ingin melupakan semuanya, tentang dia, tentang cinta.
            Aku mengira semua akan baik-baik saja ketika aku memutuskan untuk mundur. Tapi ternyata tidak. Makin banyak kritikan tidak enak yang aku terima, tuduhan yang tidak pernah dan tidak bermaksud untuk ku lakukan. Aku dan dia saling menjauh, tak pernah saling menoleh. Dan aku selalu marah setiap kali ada teman ku yang membahas dia, aku, hubungan kami dulu, dan menyangkut-pautkan kami berdua. Suatu hari saat pelajaran kosong, pada nsaat itu kami sudah kelas 12, teman-teman sekelasku mulai bercanda dengan memasangkan aku dengan dia. Aku marah besar dan setelah pulang sekolah aku langsung membuat status di facebook ku bahwa aku hanya terpaksa menerima dia sebagai pacar. Aku tahu itu amat menyakitkan. Namun menurutku itu lah jalan terbaik agar aku dan dia tak lagi saling ‘jaim’. Dan nyata saja setelah ada percekcokan beberapa hari di wall (status) dan inbox (message), kami sudah mulai cuek satu sama lain dan melupakan hal yang kemarin pernah terjadi. Kami sudah tidak canggung lagi untuk saling berpapasan walaupun belum pernah saling senyum. It doesn’t matter for me, you know? Tapi tetap,, kami masih saling “bermusuhan”.
            Masih ada beberapa teman yang meledek kami tapi aku cuek dan tak ambil pusing. Aku sudah memutuskan untuk menjadi teman biasa saja, berarti aku sudah tau resiko nya. Sekarang dia sudah punya pacar lagi. Semoga dia bahagia dengan pacar baru nya yang juga junior ku di Jurnalis Delapan, sekaligus penggemarnya sedari kelas 10. Aku bahagia junior ku dapat meraih angannya untuk menjadi pacar dari seorang “dia”. Semoga junior ku tidak melakukan hal yang pernah ku lakukan sebelumnya. Semoga mereka langgeng. Amin.
            Sekarang tinggal aku yang membuktikan pada mereka semua, teman-temanku, dia dan pacarnya, bahwa aku juga bisa meraih cinta yang benar-benar aku inginkan J
            Sekarang aku sudah tidak percaya lagi dengan cinta melalui hape. Meskipun sebelumnya aku pernah dan sekarang masih menjadi seorang adik angkat Lelaki yang minta kenalan dengan ku melalui hape. Tapi aku berjanji itu yang terakhir kalinya. Tak ada lagi menyatakan cinta lewat hape. Tetap fokus dengan mimpi-mimpi ku. Tetap menjadi diriku sendiri. Jangan pedulikan apa kata orang, percaya pada diri sendiri. Dan berusaha menjadi yang terbaik.
            Teman-teman SD ku pernah berkata, “Lebih baik berteman saja daripada berpacaran. Karena pacar bisa menjadi musuh kita setelah putus”. Dan aku sudah mengerti sekarang apa yang mereka maksud itu, karena aku sudah pernah merasakannya. Ku harap dengan sangat suatu saat nanti aku beruntung dalam masalah cinta. Semoga Allah SWT sudi menghapus sumpah yang pernah ku sampaikan kepada seseorang dan aku akan melakukan apapun.
            Kini cinta ku hanya ku curahkan sepenuhnya untuk Allah SWT, keluarga, sahabat dan teman-temanku. I Love You All :*
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

 
Support : Inaprofit.com | Ndybook | Paidtoface.com | Inashop.tk | Storecommunity.tk
Copyright © 2013. Wisata Terbaik di Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Community
Proudly powered by Blogger Power By: Inaprofit.com